31 Jan 2009

Gw Cabut

Waduh, udah seminggu gw ga posting. Itu disebabkan oleh novel Herry Potter tahun ke-6 dari Ansyar. Ini agah aneh mungkin bagi semua teman gw, soalnya gak sampai sebulan yang lalu gw minjam HP ke-7 dari Ansyar juga. Tapi itu ga penting yang penting adalah perlakuan ga baik gw disekolah tadi yaitu: cabut

Sekolah gw mengadakan lomba DAI dan hafalan ayat pendek selama dua hari yaitu kemaren dan hari ini. Kemaren tampa tau apa2 gw beserta seluruh murid diminta memasuki aula untuk menyaksikan lomba. Gw sih ngikut aja masuk kedalam aula sekolah yang memang luas banget. Setelah beberapa jam bokong gw nempel di lantai aula (murid2 disuruh melata ditanah dan para tamu duduk dikursi yang telah disediakan) gw kebelet pipis, terang aja gw langsung berlari ke pintu aula uantuk keluar. Eh tapi di depan pintu telah menanti Bu Ratna Sari. Bu Ratna Sari dikenal sebagai guru ketiga paling killer di sekolah gw setelah Pak Mus (wakil kesiswaan) diurutan pertama dan Bu Ida di urutan ketiga

Tampa mendengar alasan gw Bu Ratna menyuruh gw duduk lagi ditempat gw(lantai) ples cubitan yang luar biasa sakitnya. Begitu juga semua murid2 yang mau keluar diperlakukan oleh Bu Ratna. Terus terang gw kecewa ama sikap ibu itu tampa menanyakan alasan siswa keluar

Pagi tadi lomba masih berlanjut dan sekarang gw tau apa yang harus gw lakukan. Gw ga masuk aula seperti murid2 yang lainnya melainkan masuk kekelas gw. Dikelas ternyata hampir semua teman sekelas gw ada disana, ternyata seperti gw mereka juga belajar dari pengalaman

Beberapa menit kemudian gw di grebeg ama penjaga sekolah dan menyuruh(sambil berteriak) kami masuk ke aula. Karna tau setelah masuk ga akan bisa keluar gw ngeloyor kekantin dan makan mi rebus. Gw pengen ke warnet Hanif jadi gw keluar dari kantin dan terus ke gerbang. Mendadak gw berhenti melihat Pak Mus didepan gerbang dan menghalangi segerombolan anak kelas dua yang akan keluar. Melihat itu gw tau gw ga bisa lewat pagar. Gw serasa dipenjara di dalam sekolah yang sekelilingnya dikelilingi pagar dan seng yang menjilang tinggi

Iseng gw mendengar lomba DAI yang diadakan di aula karna gw melihat ga ada satupun guru di pintu masuk. Setidaknya kalau tiba2 gw kebelet pipis ga ada yang akan menghalangi dan mencubit gw. Tiba2 Irfan manggil gw, dia bilang pagar disamping kanan sekolah terlepas dan kita bisa cabut lewat sana. Karna udah bosan disekolah tampa pikir panjang gw menujuju ketempat yang dikatakan Irfan

Gw melihat memang ada seng yang jebol dan ternyata disana telah ada Rio teman sekelas gw, Rozy yang sama2 anak SNBI cuman beda lokal dan beberapa kakak kelas. Kami cabut dengan berkoloter kayak naik haji:

Kloter pertama adalah sekitar lima kakak kelas, gw, Rio dan Rozi. Setelah lolos dan merasakan kebebasan gw, Rio dan rozi ke warnet Hanif dan menunggu kloter berikutnya.

Kloter kedua adalah teman sekelas gw Ishan, Dean, beberapa teman Rozi yang males banget gw sebutin satu persatu. Mereka datang keHanif beberapa menit setelah gw dan kloter pertama sampai. Ternyata saat melewati seng yang jebol lengan kanan Ishan terluka walaupun tak parah

Setelah setengah jam menunggu akhirnya kloter ketiga datang dengan nyengir. Mereka adalah dua teman sekelas gw Ipan yang tadi memberitau gw dan Tomi. Mereka bilang mereka ga datang dengan menjebol seng seperti yang lainnya. Mereka bilang ama guru B.inggris kami kalau mereka mau mendaftar untuk lomba di universitas UNP yang memang mengadakan lomba berbahasa inggris. Dan akhirnya mereka lolos

Sekarang tinggal menunggu kloter empat yang terdiri dari dua orang yang juga teman sekelas gw yaitu Ansyar dan Fadel. Gw agak khawatir kalau Fadel ga mau cabut soalnya dia kan ketos dan lagi dia punya citra yang cukup baik dimata guru. Namun keraguan gw sirna setelah mereka berdua datang keHanif.

Semua cowok kelas gw cabut hari ini dan kamipun main dota (game offline/sistem LAN) sepuasnya sampe siang. Pelajaran yang gw ambil dari hari ini dan kemaren adalah:

Gw tau cabut itu salah tapi bahkan binatang pun menginginkan kebebasan begitu juga gw walaupun kebebasan yang gw harapkan adalah kebebasan yang terkontrol

No comments:

Post a Comment