26 Jun 2011

beruang dan perubahan

gue nggak terlalu terbiasa ama perubahan

gue nggak suka ama perubahan

gue nggak suka chiki sekarang rasanya kaya tai kecoa. padahal chiki jaman gue esde dulu enak banget, apalagi yang rasa jagung bakar. gue tergila gila ama chiki rasa jagung bakar ampe gue berencana mau kabur kawin maraton ma chiki rasa jagung bakar.... -_-" oke... gue becanda gue nggak separah itu

gue nggak suka ma suara pengamen prempatan pasar raya sekarang yang kayak suara supir angkot nahan eek. ditambah teknik main musiknya asal asalan, bikin gue nggak nafsu ngerogoh kantong. bandingan aja ama pengamen dulu yang sebagian besar(gue nggak nyebut semuanya loh) kayak titisan iwan fals

gue nggak suka gue bakalan kulah. jadi anak sma tu enak. nggak ada yang namanya beban idup. sekarang orang orang sekeliling gue penuh dengan ekpektasi sedikit berlebihan, kaya kucing berharap semua anjing keracunan e coli

tapi gue juga suka perubahan. gue melakukan beberapa perubahan pada puisi puisi asal asalan anak anak di majalah ino lama gue :), dan beginilah hasilnya...


pengarang
karya angel* (namanya disensor dikit demi masa depan bocah ni ndiri)

pengarang hebat benar dirimu
katabata demi katabata kau susun satu persatu
menjadi karyabangunan yang bagus bermutu

pengarang kau sunggu sabar
menunggu idesemen yang tampa kabar
dirimu sangat percaya diri
meskipun karyamu tidak banyak terbelihenti

pengarang sungguh besar jasamu
tampamu
siapa yang akan membacangun
buku-bukugedung-gedung karyamu?


dokter
karya rand*

waktu aku sakit
dengan baju putihmu
aku diperiksadisiksa

dokter...
kau beribuat aku obattobat
untuk menyembuhkan penyakitmu

dokter...
baju putihmukotormu seputihsekotor hatimu
pekerjaanmu sunguh muliahina

oh...dokter...
ku ingin sepertimu


guruku
karya dier*

pagi itu kau jemput kami
senyum ceriamusinismu menyejukkanmendongkolkan hatiku
menyimpan makna mengandung arti
hari-hari telah kami lalui
tampadengan mengalamibanyak kesulitan berarti

karna kau sabarbarbar dan tabahpemarah
kau tebarkan petuahumpatan saktimukepada semua
tampa pilih kasih, tak pernah keluh kesah
untuk kami, generasi penerus bangsalansia


wartawan
karya nabil*

didepan rumah kami ada kantorkont*l wartawan
selalu sibuk dan pintunyaresletingnya terbuka
hilir mudik orang entah dari mana
membawa tas dan kamera

banyak bertanyamerayu dan selalu mau taususu
itu ciri yang kulihat dari mereka
begitu menarik dunia ini rupanya
apalagi ketika ditulisditusuk dan mengundang tanyadesah

ketika beritaanunya meledak membuat renunganerangan
mereka melompat ke depan mencari lagi
peristiwakepuasan baru dari hari kehari
dan kelelahan ketika selesai mengetikmengent*t

mengapa kau hidup demikian?
bahagiakah engkau dengan hiruk pikuk itu?
rasanya lebih senang seperti diriku
yang masih sempat nonton sambil minum susu

NB: maaf kalo postingan ni agak menyinggung profesi dan estetika, gue cuma iseng dan lucu lucuan aja