17 Dec 2009

Zaq itu Fahmur Razaq

ini tulisan yang dibuat seo di note facebook. gw sangat respek dan terharu ngebacanya. dan inilah dia:

Huff… akhirnya terpenuhi juga janji saya kepada bocah ini. Yah… walopun inspirasinya saya dapat saat berada di kamar mandi sambil luluran. Baiklah untuk tidak memperpanjang paragraph ini, kita masuk saja ke dalam nucleus pembicaraannya.

Hmmm… bagaimana cara memulainya? Begini saja, Fahmur Razaq adalah seorang bocah tengil yang lahir ntah dimana (maaf, saya kurang tau) pada hari ntah kapan (maaf saya juga kurang tau) tanggal 02 Desember 1993 (perkenalan dengan cara yang klise sekali). Beliau (maaf, saya juga tidak tau kenapa memanggilnya dengan sebutan begitu) biasa dipanggil akrab dengan nama Zaq, Jack, Jacky (maaf lagi, panggilan yang saya ciptakan ternyata lebih mirip dengan panggilan nama an**ng tetangga saya) ini berbadan yang cukup (saya tidak menyatakan lebih) berisi alias cukup gendut, tinggi tubuhnya yang tidak singkron dengan berat badannya membuat dia tidak lebih dan nyaris menyerupai si A**f. Suaranya yang cempreng membuat ia semakin yakin jika dia akan lolos dalam audisi idola licik, oleh karena itu tak heran suara cemprengnya mampu merusak konsentrasi kami (warga 12ipa1) saat ulangan. Dan entah kenapa, setiap si Zaq bernyanyi dengan suara cemprengnya saat saya sedang ujian, semua teman-teman saya menoleh ke arah saya sambil berkata “Adekmu tu O”. Saya berusaha tabah menjalani saat-saat seperti ini. ckckck. Dan saya semakin terkaget-kaget waktu si Zaq ngeposting sebuah tulisan yang berjudul “SHEO itu SHERLY OCTIZA” plus foto saya yang lagi gigit jari pada tanggal 21 Oktober (bertepatan hari ulang tahun saya) silam. Kagetnya bukan karena saya masuk dalam postingannya, tapi karna salah satu kalimat yang mengatakan “gue udah anggap sheo itu kayak sodara gue sendiri” (kalo tidak salah begitu bunyinya). Ntah perasaan apa yang seharusnya saya rasakan. Terharu plus perasaan berdosa sekaligus menderita. Seorang bocah bernama Fahmur Razaq ingin mendaftarkan dirinya menjadi adik angkat saya. Oh NO! Jujur, mempunyai dua orang adik saja telah membuat saya kewalahan, di tambah lagi dengan bocah super duper ajaib ini. Tiiiddddaaaaaakkk!! Waktu terus berjalan maju dan tak mungkin mundur. Yang sudah-sudah saya biarkan dan dengan penuh keikhlasanpun saya menerima Zaq sebagai adek saya.

Sedikit ralatan, sesungguhnya yang Zaq tuliskan di blognya tentang saya memang banyak benarnya untuk anda yang mempercayai si Zaq dan akan terasa banyak salahnya jika anda mempercayai saya. Terutama untuk penggambaran saya orang yang cukup sabar menghadapi si Zaq dkk, karena yang sebenarnya terjadi adalah si Zaq yang cukup tawadu’ menghadapi saya. Zaq yang kerap menjadi bulan-bulanan saya dkk, mau saja menurut dengan apa yang saya katakan.

1. Saya pernah nyuruh si Zaq berdiri di anak tangga yang bawah dan saya berdiri di atasnya, dengan penuh rasa iseng saya ayunkan kaki saya sehingga sepatu saya pun terbang melayang dengan indah mengenai si Zaq (yang ini saya meminta maaf dengan sungguh, untuk bahan lelucon aja kok Zaq)
2. Saya pernah mengambil uang si Zaq 14ribu dan kabur sampai si Zaq mengejar dan merengek-rengek meminta uangnya sambil narik2 tas kucel saya)

Wahhh, sudah panjang2 begini saya lupa menyampaikan siapa sih sebenarnya bocah tengil bernama Fahmur Razaq ini? Zaq itu junior saya yang sekarang duduk di kelas (11ipa2) dan dengan bangga saya katakan beliau adalah seorang Ketua ekskul Jurnalistik yang telah saya rintis (lagi) dengan teman-teman.
Di mata saya, Zaq tak lebih dari seorang adik yang pantas menjadi korban keusilan, keras kepala, ceria, gokil, kekanak-kanakan, kreatif, cerewet (nyaris mengalahkan peringkat cerewet Da I*, senior di ekskul Jurnal), pesimis, penuh percaya diri, SKSD, pelit, cupu, cukup pintar, berwawasan luas, apa adanya, polos dan penuh kegilaan. Satu hal yang memprihatinkan dari Zaq akhir-akhir ini terlihat jelas dalam blognya http://www.copypaste02.co.cc yang membuktikan satu hal bahwa Zaq cukup (maaf) vulgar. Mungkin cita-citanya untuk menjadi seorang dokter kandungan telah mendorongnya untuk mengcopy paste hal-hal yang tak penting seperti itu. Dan yang saya herankan, kenapa saat dia bercita-cita menjadi seorang dokter kandungan, ia malah mengejar untuk masuk Institut Teknologi Bandung. Kecuali jika si Zaq mulai tumbuh kebegoannya dan mengira bahwa di ITB ada Fakultas Kedokteran. =_=”
Hidup sebagai seorang anak tunggal telah membuat Zaq hiperaktif di tengah2 lingkungannya terutama di sekolah. Kerap sekali si Zaq merasa iri kepada teman2nya dan lagi-lagi itu karena ulah saya. Contohnya saja Zaq pernah melakukan aksi iri-irian kepada Ir**n soulmatenya (mereka nyaris seperti kembar siam) karena saya lebih sering ngomen di blog http://anakhujan.com milik si Ir**n ketimbang di http://gerbangkayu.tk milik si Zaq. Huuuaa… dan saya merasa sangat bersalah telah menyakiti si Zaq (tjuih).

Di sisi lain Zaq adalah tipe pemimpin yang mampu mengayomi masyarakat (terutama masyarakat Jurnal) menuju ke arah yang lebih baik walaupun ia sempat bermasalah karena melupakan beberapa anggotanya, tapi saat saya menjadi mediasi di antara mereka terlihatlah bahwa Zaq merupakan seseorang yang berjiwa besar dan mau mengakui kesalahan dan mau meminta maaf dengan penuh keseriusan (walopun tak jarang ia ulang kembali). Saya merasa kasihan saat dia bilang “Ini semua salah Zaq”, dan sayapun ragu ini anak akan menjadi stress karena masalah sepele ini. Jujur, saya juga merasa kasihan saat si Zaq di pojokkan. Cupcup. Kasiannya adikku ini ! Sedikit demi sedikit sekarang ini, Zaq sudah mampu menjadi bocah tengil yang sedikit sudah dewasa pikirannya. Plok2!

Wahh, tak terasa sudah nyaris dua halaman saya ngebuatnya, padahal tadi niatnya mau bikin 3 paragraph saja. Ya sudahlah saya tutup dulu, siapa tau ada penerbit yang minta saya bikin biograpi setelah membaca postingan ini. Amiinn.
Akhir kata saya ucapkan SELAMAT TELAH TINGGAL DI DUNIA INI ENAM BELAS tahun Zaq.

2 comments:

  1. wkwkwkwkw lucu niy tulisannya

    ReplyDelete
  2. bg imoe : hahaha, mkasi bg. kunjungilah http://sheoctiza.anakhujan.com

    zaq, ngapain mu terharu??

    ReplyDelete